Menjadi kebiasaan setiap masa cuti bagi setiap semester, rutin kami memburu “sup belut”. Ia tempat yang terbaik untuk kami mengimbau kembali nostalgia yang lalu. Setiap dari kami ada sejarah dan peristiwa hidup yang cukup seronok. Bab kata, hingga tak kering gusi untuk kembali membangkitkan kenangan silam yang penuh dengan beribu kenangan. Ye siapa sangka, kecil-kecil dahulu, ada guru masuk pintu depan, anak murid keluar pintu belakang, ada yang jadi ala-ala gangster. Tidak cukup ruang untuk ceritakan yang lampau. Tapi kali ini, kami berbeza topik yang dibincangkan di meja makan.
Tersentak jiwaku, saya sungguh kenal teman-temanku. Alangkah gembiranya diri bila seorang teman yang memulakan bicara dengan bertanyakan soal hukum berintima dengan organisasi islam, Allahuakbar. Dulu lain sekarang bertambah kelainan tapi kelainan yang bersinar. Senyumku melebar sungguh ( sambil-sambil cavor ). Bagaikan seri pagi yang redup-redup. Apa tidaknya, dulu berseluar pendek, jarang dilihat di masjid. Tapi kali ini, bicaranya sungguh membuakkan jiwaku bercerita dengan indahnya hidup dengan islam. Sungguh, malam tersebut adalah malam berkempen untuk indahnya hidup dalam islam.
Hari ini, kawanku yang dulu gaya seperti “tidak berkawan” dengan masjid, hari ini, mereka meula berkawan dengan masjid.
Saya teringat seorang teman, dulu mat rempit yang setia. Jika dilihat gamaknya, memang sudah ada persepsi siapa mereka ini. Usya-usya dari temanku yang lain, mamak ni juga makan “kuda”. Waduh.bingit bangat ni..tapi apalah erti semua ini sekiranya taqdir Allah memberi hidayah kepada hamba-hambanya. Mereka peghuni “pondok”, juga muazzin di kampong. Masanya banyak berada di masjid
Ya allah kerdil sungguh diri ini. Walaupun dulu mereka jauh denganMu, tapi sekarang mereka lebih dekat dengan Mu. Engkau juga dengan mereka. Ya Allah, engkau ampunkan segala dosa-dosaku, dosa-dosa sahabatku dan bagilah petunjuk kepada kami. Moga kami berdiri di atas landasan islam.
Hatiku tersenyum, moga temankan istiqamah di jalan yang benar. Moga cuti akan datang, moga sinar di meja makan sup belut menjadi medan perbincangan usrah!.
0 comments:
Post a Comment